INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Amsakar Achmad resmi melantik 23 Pejabat Struktural Tingkat II di lingkungan BP Batam pada Senin (16/6/2025) di Balarungsari BP Batam.

Dalam sambutannya, Amsakar menyampaikan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto agar Batam dapat bertransformasi lebih baik dan maju kedepannya.

“Batam yang berstatus KPBPB di dukung dengan adanya KEK dengan berbagai fasilitasnya dan juga dua PSN tentu merupakan sebuah keuntungan untuk memajukan Batam lebih cepat dan tepat,” terang Amsakar.

“Oleh karena itu, sesuai arahan Presiden Prabowo kepada saya dan Ibu Li Claudia bersama para Anggota/Deputi, kita harus segera menuntaskan Pembangunan Batam lebih cepat dengan salah satu indikatornya yaitu pertumbuhan ekonomi Batam harus 1,5 sampai 2 persen di atas nilai pertumbuhan ekonomi nasional,” sambung Amsakar.

Berkenaan dengan hal tersebut, Amsakar berharap para Pejabat yang baru dilantik agar dapat langsung bekerja mempersembahkan yang terbaik bagi Batam.

“Selamat kepada para Pejabat yang baru dilantik atas kepercayaan yang diberikan oleh negara, mari kita satukan semangat, bangun energi positif, saling memperkuat satu sama lain dan persembahkan kinerja terbaik untuk kemajuan Batam, Kepri, juga Indonesia,” seru Amsakar.

Adapun Pejabat Struktural Tingkat II yang dilantik pada hari ini, yaitu:
1. Mohammad Taofan sebagai Kepala Biro Umum;
2. Vitria Kusuma Ningrum sebagai Kepala Biro Sumber Daya Manusia;
3. Siswanto sebagai Kepala Biro Keuangan;
4. Alex Sumarna sebagai Kepala Biro Hukum;
5. Endry Abzan sebagai Kepala Biro Organisasi, Kepatuhan, dan Manajemen Risiko;
6. Harry Prasetyo Utomo sebagai Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis;
7. Budi Susilo sebagai Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Strategis;
8. Hadjad Widagdo sebagai Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
9. Sylvia Jeannette Malaihollo sebagai Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi;
10. Harlas Buana sebagai Direktur Pengelolaan Lahan;
11. Ilham Eka Hartawan sebagai Direktur Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Reklamasi;
12. Denny Tondano sebagai Direktur Pengendalian Pengelolaan Lahan, Pesisir, dan Reklamasi;
13. Dendi Gustinandar sebagai Direktur Investasi;
14. Irfan Syakir Widyasa sebagai Direktur Pengembangan KPBPBB dan KEK;
15. Asep Lili Holilulloh sebagai Direktur Pengendalian Pengusahaan;
16. Kurnia Budi sebagai Direktur Pengelolaan Kawasan Bandara;
17. Benny Syahroni sebagai Direktur Pengelolaan Kepelabuhanan;
18. Rully Syah Rizal sebagai Direktur Lalu Lintas Barang;
19. Iyus Rusmana sebagai Direktur Badan Usaha SPAM, Fasilitas, dan Lingkungan;
20. Fesly Abadi Paranoan sebagai Direktur Perencanaan Infrastruktur;
21. Boy Zasmita sebagai Direktur Pembangunan Infrastruktur;
22. Kombes. Pol. Mujiyono sebagai Direktur Pengamanan Aset dan Kawasan;
23. Imbuh Agustanto sebagai Kepala Satuan Pemeriksaan Intern.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra bersama para Anggota/Deputi di lingkungan BP Batam. (Isp) 





INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Harris Barelang Batam kembali menghadirkan program stay fit sebagai salah satu brand signature HARRIS yang mendukung konsep Living in Balance bagi seluruh tamu. 

Pada 14 Juni 2025, HARRIS Barelang Batam sukses menggelar Kid’s Fun Yoga with Coach Tere yang diikuti oleh 25 peserta anak-anak. Sesi yoga ini berlangsung penuh semangat dan keceriaan, memberikan pengalaman liburan yang aktif dan menyehatkan bagi para tamu muda. 

Program stay fit ini bertujuan mengajak tamu, terutama keluarga dan anak-anak, agar tetap sehat dan aktif sembari menikmati suasana santai di HARRIS Barelang Batam. Selain Kid’s Fun Yoga, berbagai aktivitas lainnya juga tersedia untuk tamu menginap, seperti beach volleyball, mini soccer, dan water polo. 

"Kami ingin para tamu merasakan pengalaman menginap yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendukung gaya hidup sehat dan aktif. Ini adalah bagian dari komitmen HARRIS dalam menghadirkan Living in Balance untuk para tamu," ujar Bart Jan Van Den Brink, General Manager HARRIS Barelang Batam, Senin (16/6/2025). 

Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, silakan hubungi HARRIS Barelang Batam di Jl. Trans Barelang, Batam, melalui telepon di 0778 4091111, WhatsApp di 0815 3409 1111, atau email ke reservation.hbrl@the-ascott.com. Kunjungi juga situs resmi kami di https://www.discoverasr.com/en/harris/indonesia/harris-resort-barelang-batam dan https://bit.ly/HARRISBARELANG untuk informasi lengkap. (Isp) 



INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Kawasan Industri Tanjung Sauh merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di Batam serta Kepulauan Riau. 

Perannya semakin krusial dengan ditetapkannya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2024. Inisiatif yang diprakarsai oleh PT Batamraya Sukses Perkasa / PT BSP (anak usaha Panbil Group) ini berlokasi di Pulau Tanjung Sauh, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dengan target pengembangan lahan seluas 840,67 hektar.

Salah satu tujuan utama PSN adalah untuk memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terpusat di kota-kota besar tetapi juga menjangkau daerah-daerah terpencil. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, menciptakan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan melalui manfaat ekonomi dan sosial yang dihasilkan oleh proyek-proyek infrastruktur.

Panbil Group, melalui anak perusahaannya PT BSP selaku pengelola dan pengembang PSN dan KEK Tanjung Sauh, berkomitmen penuh pada prinsip pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada aspek sosial dan lingkungan. Sebelum memulai proyek, PT BSP telah melakukan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan mendapatkan persetujuan lingkungan untuk mengidentifikasi potensi dampak dan merencanakan langkah mitigasi. 

Teddy Tambunan, Director of Environmental Panbil Group, menyampaikan bahwa perusahaan secara aktif memperhatikan potensi dampak sosial, khususnya terhadap masyarakat pesisir dan komunitas Suku Laut di Pulau Tanjung Sauh.

PT BSP memahami kekhawatiran masyarakat akibat perubahan besar ini. Oleh karena itu, komunikasi yang intensif dan dialog konstruktif dengan masyarakat adalah prioritas utama untuk menemukan solusi terbaik bagi semua pihak. PT BSP secara aktif berdialog dengan masyarakat setempat untuk mendengarkan masukan dan mencari solusi bersama. 

"Pihak perusahaan berdedikasi pada program keberlanjutan dengan melakukan studi dampak lingkungan yang komprehensif untuk seluruh operasinya serta sangat berkomitmen untuk menciptakan manfaat ekonomi lokal dengan membuka lapangan kerja dan mengembangkan program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat," ucap Teddy, Senin (16/6/2025).

PT BSP yakin bahwa pendekatan yang inklusif dan transparan akan menghasilkan investasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Selain itu, lanjut Teddy, PT BSP menekankan pendekatan humanis dalam proses pemindahan masyarakat yang terdampak. Hak-hak dan kesejahteraan warga dijamin melalui kompensasi yang adil serta penyediaan fasilitas dan infrastruktur baru yang layak di lokasi relokasi, termasuk rumah yang layak huni.

“Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, kami telah menggandeng masyarakat dalam pembangunan rumah relokasi serta fasilitas pendukung di Pulau Ngenang. Inisiatif ini tidak hanya bersifat mitigatif, tetapi juga merupakan wujud nyata kepedulian kami terhadap nelayan dan kelompok masyarakat setempat yang terdampak langsung oleh kegiatan pembangunan,” ungkap Teddy.

Selain itu, berbagai program sosial telah diimplementasikan, termasuk pembagian sembako dan penyerahan hewan kurban kepada masyarakat Pulau Tanjung Sauh dan Pulau Ngenang dalam rangka Hari Raya Idul Adha. Program CSR berkelanjutan seperti pelatihan, penyediaan fasilitas sekolah yang esensial dan layanan kesehatan gratis juga akan diimplementasikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Program-program tersebut mencerminkan upaya Panbil Group dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dan inklusif.
Teddy menegaskan bahwa program CSR Panbil Group telah disusun dalam kerangka jangka panjang yang mencakup dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan. 

“Kami berkomitmen agar KEK Tanjung Sauh dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang mampu menciptakan lapangan kerja berkelanjutan, tidak hanya bagi generasi sekarang, tetapi juga bagi anak cucu di masa depan. Tentu, hal ini memerlukan proses bertahap dan sinergi yang erat antara perusahaan dan masyarakat,” jelasnya.

Dalam hal pengelolaan lingkungan, perusahaan memberikan perhatian khusus terhadap perlindungan ekosistem laut yang sensitif. 

Teddy menjelaskan bahwa Perusahaan telah menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), yang mencakup evaluasi terhadap dampak fisik, kimia, biologi, sosial, ekonomi, dan budaya. Dokumen tersebut telah memperoleh persetujuan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

“Lebih dari sekadar rencana, kami akan mengimplementasikan pengelolaan air limbah dari aktivitas konstruksi dengan mengedepankan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pendekatan ini memungkinkan pemanfaatan kembali air limbah secara efisien, sekaligus meminimalkan potensi pencemaran dan menjaga daya dukung lingkungan. Langkah ini merupakan bagian integral dari komitmen kami dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup,” pungkas Teddy.

KEK Tanjung Sauh akan difokuskan pada industri otomotif, suku cadang, curah dan cairan, elektronik, dan peralatan rumah tangga. Untuk mendukung sektor-sektor ini, PT BSP akan membangun pelabuhan modern yang dilengkapi terminal peti kemas, terminal komoditas curah dan cairan, serta terminal energi, yang akan memfasilitasi aktivitas ekspor, impor, dan logistik. 

Infrastruktur pendukung KEK Tanjung Sauh juga akan mencakup sistem energi pintar dan bersih, menggabungkan panel surya, turbin angin, turbin gas, dan pembangkit listrik hidrogen/rendah karbon. Dengan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap serta fokus pada industri strategis, KEK Tanjung Sauh diharapkan dapat menarik investor, menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, dan berkontribusi signifikan pada perekonomian daerah dan nasional, sejalan dengan visi PT BSP untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pengembangan KEK Tanjung Sauh akan difokuskan kepada tiga kegiatan utama yaitu Kawasan Industri berat hingga ringan, pelabuhan modern yang melayani peti kemas, komoditas curah dan cairan, untuk memfasilitasi aktivitas ekspor impor, serta pengembangan energi baru terbarukan, termasuk pembangunan Pembangkit Listrik Low Carbon Steam. Dengan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap. (Isp)



INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri Kota Batam resmi menabalkan Kepala BP Batam, Amsakar Achmad sebagai Dato' Setia Amanah dan Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra sebagai Dato' Setia Bijaksana.

Penabalan gelar adat dan tanda kehormatan adat ini dihelat pada Minggu (15/6/2025) di Gedung LAM Batam Centre.

Amsakar dalam sambutannya menyampaikan bahwa ia bersama Li Claudia telah berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan Batam.

"Dengan gelar yang telah disematkan, saya bersama Ibu Li Claudia terus berkomitmen menyelesaikan berbagai persoalan dan menuntaskan apa yang menjadi harapan masyarakat Batam," terang Amsakar.

"Sebagai upaya melestarikan budaya Melayu, kedepannya kami ingin dalam pembangunan infrastruktur Batam khususnya yang berada di bawah naungan BP Batam dan Pemko Batam agar menggunakan sentuhan arsitektur Melayu dan signage di bandara juga dilengkapi bahasa Melayu," ujar Pria yang juga menjabat Walikota Batam ini.

Selanjutnya, Amsakar turut mengajak seluruh elemen untuk bersatu bersama-sama menyukseskan pembangunan Batam.

"Mari bersama-sama kita gunakan energi positif untuk berkolaborasi membangun dan memajukan Batam dengan optimis," seru Amsakar.

Senada dengan Amsakar, Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra dalam sambutannya menghaturkan terima kasih kepada LAM Kepri Kota Batam, Forkopimda, serta masyarakat atas kepercayaan yang telah diberikan.

"Terima kasih atas kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada saya dan Bapak Amsakar, gelar ini akan kami jaga dan kami balas dengan bakti untuk Batam," kata Li Claudia.

"Kami juga beharap agar seluruh elemen di Batam dapat bersama-sama mengawal BP Batam dan Pemko Batam di bawah komando Bapak Amsakar bersama saya sehingga kami dapat terus membuat serta menjalankan berbagai kebijakan terbaik untuk kemajuan Batam," pungkas Wanita yang turut menjabat Wakil Walikota Batam ini. (Isp) 




INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Batam resmi melaporkan dugaan tindak pidana pengeroyokan terhadap Ketua PWI Batam, M Khafi Ashary, ke Polresta Barelang, Sabtu (15/6/2025). 

Pelaporan ini dilakukan pasca kericuhan dalam acara bertajuk Klarifikasi Pers di Hotel Swiss-Bel Batam. PWI pun secara resmi menempuh jalur hukum.

Wakil Ketua PWI Kepri Bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan yang juga menjadi bagian dari tim pelapor, Zabur Anjasfianto, SH, menegaskan bahwa langkah hukum ini diambil untuk memastikan bahwa tindakan kekerasan terhadap insan pers tidak dianggap sepele.

Laporan polisi telah dilayangkan ke Polresta Barelang pada Sabtu, 15 Juni 2025 oleh kuasa hukum PWI Batam dari Kantor Hukum Arisal Fitra, SH & Partner. 

“Kami dari tim hukum telah melaporkan peristiwa pengeroyokan ini sebagai tindak pidana berdasarkan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan,” ucap Zabur. 

Zabur melanjutkan, laporan ini bukan hanya untuk melindungi Ketua PWI Batam secara pribadi, tetapi juga menjaga marwah profesi wartawan yang sedang diuji oleh tindakan-tindakan yang tak pantas.

Dari keterangan yang diterima tim hukum, insiden bermula saat suasana forum memanas akibat pernyataan provokatif yang disampaikan salah satu peserta. Khafi yang merasa forum tidak lagi kondusif, berniat mengakhiri diskusi dan mengambil mikrofon untuk berpamitan. Namun situasi dengan cepat berubah menjadi ricuh, disertai hujatan terhadap organisasi PWI dan aksi fisik terhadap Khafi.

Berdasarkan kesaksian korban dan sejumlah saksi di lokasi, lanjut Zabur, terdapat aksi pemukulan yang dilakukan oleh beberapa peserta forum. Bahkan saat aparat kepolisian yang bertugas mencoba mengamankan Khafi keluar dari ruangan, pemukulan justru kembali terjadi dari arah belakang.

“Dalam kondisi Khafi sudah hendak diamankan, tetap ada yang nekat memukul dari belakang. Tindakan seperti itu bukan hanya tidak etis, tapi juga melanggar hukum. Kami serahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib untuk menindaklanjuti laporan ini,” tegasnya.

Zabur juga mengingatkan bahwa forum diskusi yang seharusnya menjadi ruang tukar pikiran antar jurnalis, justru dinodai oleh tindakan kekerasan yang sama sekali tidak mencerminkan integritas profesi pers.

Peristiwa ini sangat disayangkan, mengingat forum intelektual saja bisa berujung kekerasan yang dapat membuat mengikis kepercayaan masyarakat. Harusnya jurnalis mampu menjaga etika dan profesionalisme. 

PWI menegaskan akan terus mengawal proses hukum ini dan tidak akan mundur dalam melawan praktik premanisme yang mengatasnamakan profesi wartawan.

Diketahui, laporan tersebut tercatat dalam Nomor LP/B/270/VI/2025/SPKT/POLRESTA BARELANG/POLDA KEPULAUAN RIAU dan saat ini tengah dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. (R/Isp) 


INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Dijanjikan sebagai forum diskusi sesama jurnalis, justru berubah menjadi ajang intimidasi. Datang sebagai undangan, Wartawan senior, Marganas Nainggolan, menyebut dirinya dijebak dalam acara bertajuk Klarifikasi Pers yang digelar di Swiss-Belhotel Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (14/6/2025). 

Marganas menyaksikan langsung dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana diskusi berubah ricuh dan Ketua PWI Batam, M Khafi Ashary, diduga menjadi korban pengeroyokan. 

“Awalnya saya dihubungi oleh seseorang yang mengaku wartawan dari hallopost.com, bernama Ali Saragih, melalui WhatsApp. Mereka merasa terpojok oleh pemberitaan akhir-akhir ini dan meminta bantuan saya untuk mempertemukan mereka dengan Khafi. Karena rasa empati sesama jurnalis, saya tanggapi,” ujar Marganas saat konferensi pers di Kantor PWI Batam, Sabtu malam.

Marganas mengaku hubungannya dengan para pengundang awalnya murni dalam semangat kolegialitas. Ia membantu memfasilitasi pertemuan, dan hadir bersama Khafi dalam kapasitas pribadi, bukan sebagai perwakilan organisasi.

Namun suasana forum sejak awal terasa tidak sehat. Alih-alih menjadi ruang diskusi terbuka, forum berubah menjadi arena desakan dan cecaran terhadap Khafi. Materi yang disampaikan Khafi mengenai pentingnya sertifikasi wartawan justru memicu reaksi keras dan memanasnya suasana.

“Semakin bergulir waktu, forum berubah menjadi tempat untuk menginterogasi. Padahal, kami datang untuk berdiskusi. Ketika akhirnya terjadi kericuhan, saya nilai itu sudah masuk kategori pengeroyokan, tak ada etikanya,” tegas Marganas ucapnya di sekretarian PWI Batam.

Ia menambahkan, dirinya tidak pernah menuduh wartawan sebagai preman. Namun, tindakan yang terjadi di dalam forum berupa teriakan, desakan, bahkan kekerasan fisik adalah bentuk premanisme.

“Jika forum ini betul-betul dihadiri oleh insan pers yang berintegritas dan berwawasan, maka tak akan ada insiden seperti tadi. Kita ingin bertukar pikiran. Tapi jika kita diundang dan kemudian dijebak, itu bukan diskusi, tapi itu premanisme,” ujarnya geram.

Dalam insiden tersebut, selain Khafi yang diduga dikeroyok saat dievakuasi keluar ruangan, anggota PWI lainnya, Faisal, juga menjadi korban saat berusaha melindungi Khafi. Ia jatuh dan mengalami cedera pada kaki, dan kini tengah menjalani visum.

Ketua PWI Kepri, Saibansah Dardani, turut menanggapi insiden ini. Ia menegaskan bahwa PWI tidak pernah bermaksud mendiskreditkan jurnalis, termasuk mereka yang berasal dari media yang belum terverifikasi Dewan Pers atau belum mengikuti uji kompetensi.

Namun, Saiban menegaskan perlunya ketegasan terhadap oknum yang menyalahgunakan profesi jurnalistik untuk tindakan pemerasan atau intimidasi.

“Tidak semua wartawan seperti itu. Tapi ketika ada dugaan tindakan premanisme, apalagi terhadap guru dan pihak sekolah seperti yang belakangan ini muncul, maka harus ada klarifikasi dan evaluasi. Kita tidak bisa biarkan profesi ini dirusak oleh segelintir orang,” ujar Saiban, saat di hubungi. (R/Isp) 


INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Acara bertajuk Klarifikasi Pers yang digelar oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai wartawan dengan mengundang sejumlah pengurus PWI Batam dan wartawan senior di Ballroom Lavender, Swiss-Belhotel Harbour Bay, Sabtu (14/6/2025), berujung ricuh. 

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Batam, M Khafi Ashary, diduga menjadi korban pengeroyokan saat menyampaikan materi mengenai pentingnya sertifikasi wartawan sesuai ketentuan Dewan Pers.

Acara yang awalnya bertujuan sebagai forum diskusi dan klarifikasi terkait narasi “Wartawan Bukan Preman” itu berubah panas ketika Khafi menegaskan bahwa wartawan seharusnya bersertifikasi. Ia menyebut, tanpa sertifikasi, aktivitas jurnalistik yang dilakukan bisa terindikasi sebagai bentuk premanisme berkedok wartawan.

Pernyataan tersebut memancing reaksi keras dari peserta forum. Suasana memanas hingga terjadi keributan. Dalam video yang beredar, terlihat Khafi dipukuli saat berusaha dievakuasi keluar ruangan oleh unit Intelkam Polsek Batu Ampar.

Aksi kekerasan itu sempat dihentikan oleh anggota PWI Batam, Faisal, yang mencoba melindungi Khafi. Namun dalam upaya tersebut, Faisal justru mengalami cedera di bagian kaki akibat terdorong dan terjatuh.

Dalam keterangan usai insiden, Khafi menyayangkan situasi tersebut. Ia menegaskan bahwa PWI Batam tidak akan mundur sejengkal pun dalam melawan praktik premanisme berkedok wartawan

“Kami tidak akan diam menghadapi hal ini. Forum yang seharusnya menjadi ruang diskusi intelektual justru diwarnai intimidasi dan kekerasan. Ini bukan diskusi, ini bentuk premanisme,” tegasnya.

Menurut Khafi, dasar hukum Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sebagai syarat legalitas profesi wartawan telah diatur dalam Peraturan Dewan Pers Nomor 1 Tahun 2010. Namun dalam forum tersebut, peserta terus menolak penjelasan yang disampaikan dan tidak membuka ruang untuk berdiskusi secara sehat.

“Kalau diskusi seperti ini, kita tidak akan pernah sampai ke titik terang. Karena itu saya memilih walk out,” ujarnya.

Namun jika mencermati jalannya forum diskusi tadi, kericuhan, tindakan pengeroyokan, hingga teriakan-teriakan yang terjadi jelas bukan mencerminkan perilaku jurnalis yang berintegritas. 

Khafi juga mengaitkan momen ini dengan masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang kerap menjadi ajang bagi oknum tidak bertanggung jawab untuk menekan pihak sekolah demi kepentingan tertentu.

“Justr dengan kejadian ini, menunjukkan tindakan premanisme yang selama ini dikeluhkan oleh para guru. Terlebih saat ini kan sedang PPDB, ” tambahnya. 

Sebelumnya, pada Mei 2025, sejumlah kepala sekolah di Kepri mengadu ke PWI Batam mengenai praktik intimidasi dan pemerasan yang dilakukan oleh oknum wartawan terhadap pihak sekolah. Dalam pertemuan tersebut, Khafi menegaskan bahwa kritik PWI tidak ditujukan kepada wartawan profesional, melainkan pada mereka yang mencoreng profesi dengan tindakan kriminal. (R/Isp) 


Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.