INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Anggota DPRD Kota Batam Komisi III dari Fraksi Golkar, Walfentius Tindaon A. MD menggelar Reses bersama masyarakat Pancur Pelabuhan, RT.04/RW.05, Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, pada Jum'at (1/8/2025) malam.
Dalam reses tersebut, masyarakat mengeluhkan permasalahan sulitnya mencari pekerjaan untuk warga tempatan, pengangkutan sampah, banjir hingga jalan umum.
Menanggapi hal tersebut, Walfentius Tindaon menyampaikan, dalam reses malam ini masyarakat banyak mengeluhkan terkait dengan lapangan pekerjaan putra tempatan, sampah, banjir dan penerangan jalan umum.
"Terkait masalah lapangan pekerjaaan kita akan sampaikan kepada Walikota Batam ataupun Wakil Walikota Batam selaku BP Batam, ketika ada investor yang akan membangun pabrik di Batam dapat duduk bersama minimal melakukan perjanjian tertulis untuk prioritaskan putra tempatan," ucap Walfentius.
Satu sisi sudah banyak juga putra tempatan yang mampu dan memiliki keahlian, minimal sekelas helper atau apalah yang bisa dibantu untuk putra tempatan ataupun kaitan dengan CSR.
Selain itu, lanjut Walfentius, sekarang ini banyak pertambahan penduduk, pertambahan tamatan ini kendala bagi kita bersama.
"Tadi sudah kita bicarakan juga ke pak Camat solusi ke depan bisa membentuk salah satu wadah forum RT/RW, kita panggil beberapa perusahaan siapa yang bersedia. Artinya kita bisa mendapatkan masukan persyaratan-persyaratan seperti apa yang dibutuhkan dari perusahan tersebut," jelas Walfentius.
"Sebagai Anggota DPRD Batam kita bisa fasilitasi, tapi tergantung juga kepada warganya jangan main individu," sambungnya.
Lebih lanjut Walfentius menyampaikan, kalau masalah banjir ini kan progres, di pemerintahan yang baru masih menyusun seluruh strategi.
Selain menyusun strategi, Pak Amsakar dan Ibu Li Claudia selalu turun lapangan melakukan evaluasi sidak lapangan mana titik-titik banjir yang harus diselesaikan. Sehingga sekarang developer ataupun yang melakukan investasi, ketika mereka mau membangun harus mendudukkan BP Batam, Cipta Karya Tata Ruang, Bina Marga supaya tidak ada lagi persoalan banjir.
Selama ini, lanjut Walfentius, ketika dilakukan investasi contoh developer membangun kadang rumah ada, tapi secara Amdalnya tidak teliti. Ini perlu didudukan sehingga ketika ada pembangunan akan ada evaluasinya terlebih dahulu supaya menghindari preventive maintenance untuk mencegah banjir.
"Saya yakin dengan pemerintahan yang baru, kepala dinas yanga baru serta deputi BP Batam yang baru ini akan fokus bagaimana progres pembangunan ke depan. Ini kan sudah ada rancangan khusus dari mereka, kita nanti hanya menyampaikan dan memonitoring," jelas Walfentius.
Terkait masalah penerangan jalan umum kendalanya tadi sudah disampaikan Pak Camat bahwa persoalannya lampu penerangan sering hilang. Mungkin ke depan solusinya bagaimana melakukan patroli dari pihak instansi terkait.
Walfentius menambahkan, kalau masalah sampah kami dari Komisi III DPRD Batam sudah menambahkan anggaran dari Rp 109 Miliar menjadi Rp 199 Miliar. Di Piayu sudah ada 3 kecamatan mendapatkan lahan untuk membangun tempat pemusnahan sampah. Itu sudah dilakukan, ada tiga kecamatan yang dapat Bengkong, Sei beduk, Nongsa itu salah satu sisi untuk menyelesaikan sampah.
Satu sisi Pak Amsakar dan Ibu Claudia sampaikan masalah sampah adalah proyek strategis daerah (PSD) karena sangat viral, sangat bom waktunya di tahun ini.
"Kita yakin bahwa pemerintahan Pak Amsakar dan Ibu Li Claudia yang baru ini saya yakin kota Batam akan lebih baik ke depan, akan indah dan akan tertara dengan baik," tutup Walfentius.
Camat Sungai Beduk, Dwiki Septiawan, S.IP., M.Si menyampaikan, terkait permasalahan sampah khususnya di Kecamatan Sungai Beduk menggunakan pickup dan becak motor.
"Secara umum pelayanan persampahan di kecamatan kami tidak ada permasalahan. Hanya pelayanan persampahan, kecamatan bertanggung jawab sampai di tingkat TPS yaitu di lokasi bin-bin kontainer," ucap Dwiki.
Saat ini, jelas Dwiki, di Kecamatan Sungai Beduk ada 5 titik bin kontainer contohnya di tps panjang yang ada di pasar BTC, lapangan sakura, sungai daun, itu agak sedikit bermasalah.
"Biasanya kendalanya pengangkutan bin tersebut yang agak sedikit lambat, bukan tidak diangkut. Kalau armada di tingkat Kecamatan sendiri memadai ada 12 pickup yang jalan di kita tidak ada masalah. Becak motor ada 5, semua jalan tidak ada masalah, hanya saja di bin kontainer itu jadi masalah keterlambatan pengangkutan," jelas Dwiki.
Karena memang sekarang jumlah penduduk saat ini di Sungai Beduk sudah meningkatnya sangat jauh sekali. Apalagi secara keseluruhan di kecamatan.
Sementara itu, lanjutnya, terkait banjir memang saat ini fokus pemerintah dan Walikota Batam. Sesuai dengan arahan beliau, kita sudah melakukan lokasi-lokasi titik banjir dan sudah melakukan kegiatan normalisasi-normalisasi untuk beberapa aliran sungai yang terjadi penangkalan.
"Kita pun secara berkala dan terus-terus selalu mengusulkan di tingkat musrembang baik di tingkat kelurahan, kecamatan, tingkat kota untuk pembangunan jalur-jalur sungai yang ada di sungai beduk. Soalnya ini bertahap dan mudah mudahan selesai," pungkasnya. (Isp)