INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Penutupan akses jalan warga sebagai penghubung dari Kecamatan Sembulang menuju Belakang Padang termasuk Pulau Lingka dan Pulau Bertam mendapat kecaman keras Panglima Utama Organisasi Lang Laut Kepulauan Riau (Kepri) Suherman, SE., M.M.
Suherman menilai, penutupan akses jalan warga dengan di pasangi pagar yang dilakukan oleh PT Batam Internasional Navale (PT BIN) di khawatirkan memicu keresahan dan berpotensi memunculkan konflik sosial di tengah masyarakat.
Panglima Utama Organisasi Lang Laut Kepulauan Riau (Kepri) Suherman mengatakan, masyarakat adat termasuk warga Suku Laut yang tinggal turun-temurun di wilayah ini. Mereka merasa terzalimi atas tindakan pemutusan akses jalan tersebut.
"Kami tidak akan tinggal diam dan saya siap pasang badan untuk masyarakat Suku Laut dan warga dua kecamatan jika PT BIN tetap bersikeras membuka akses jalan itu," tegas Suherman, Sabtu (5/6/2025).
Menyikapi hal itu, Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin menyatakan akan segera menindaklanjuti keresahan yang disuarakan oleh warga.
“Saya akan tindak lanjuti keresahan masyarakat di sana,” ujarnya singkat.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, kebijakan sepihak PT Batam Internasional Navale (BIN) memasang portal di jalan penghubung antar kecamatan dan pulau kembali menyulut keresahan.
Jalan yang selama ini menjadi urat nadi mobilitas warga dari Kecamatan Sembulang menuju Belakang Padang, termasuk Pulau Lingka dan Pulau Bertam, kini dibatasi aksesnya.
Tindakan tersebut dinilai warga setempat sebagai bentuk pengabaian terhadap hak masyarakat, terutama komunitas suku laut yang sangat bergantung pada kelancaran jalur darat dan laut untuk mengakses wilayah Batam. (Isp)